BAB I
KEWAJIBAN LANCAR (CURRENT LIABILITIES)
1.1 Pengertian Kewajiban (liabilities)
Kewajiban
adalah utang suatu perusahaan yang timbul akibat transaksi di masa lalu dengan
pembayaran menggunakan kas, barang, atau jasa dimasa yang akan datang, dan
bersifat tidak dapat dihindarkan. Melihat dari pengertian kewajiban tadi,
terdapat empat karakteristik kewajiban, yaitu:
1.
Pada dasarnya/hakikatnya kewajiban itu
adalah utang
2.
Timbul akibat adanya transaksi dimasa
lalu
3.
Pembayaran dilakukan dengan menggunakan
kas, barang, dan jasa
4.
Bersifat tidak dapat dihindarkan
1.2
Pengertian Kewajiban Lancar (Current
Liabilities)
Kewajiban lancar
adalah kewajiban yang jatuh tempo pelunasannya tidak lebih dari satu tahun.
Terdapat satu karakteristik kewajiban lancar, yaitu jatuh tempo pelunasannya
tidak lebih dari satu tahun.
Jenis-jenis
kewajiban lancar:
1.
Kewajiban lancar yang sudah pasti (determinable current liabilities)
2.
Kewajiban kontijensi/bersyarat (contingent liabilities)
A. Kewajiban lancar yang sudah pasti (determinable current liabilities)
Kewajiban
lancar yang sudah pasti adalah kewajiban lancar yang memenuhi dua syarat,
yaitu:
1.
Kewajiban untuk membayar sudah pasti
tanggal dan penerimaanya
2.
Jumlah yang harus dibayar sudah pasti
Contohnya adalah
utang dagang, utang wesel, bagian utang jangka pnajang yang jatuh tempo pada
tahun ini, utang dividen, jaminan yang dapat dikembalikan, pendapatan diterima
dimuka, utang pajak, utang biaya, dan utang bonus.
A. Utang dagang
Uatang dagang adalah
kewajiban kepada pihak lain yang timbul akibat pembelian barang atau jasa.
Contoh pada tanggal 3
Januari 2011 PT. Maju membeli perlengkapan seharga Rp500.000 secara kredit dan
akan dilunasi pada tiga bulan kedepan. Maka ayat jurnal untuk mencatat
transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
3/1/2011 Pembelian Rp500.000
Utang
dagang Rp500.000
Pada tanggal 5 Maret
2011 dilakukan pelunasan atas hutang dagang yang terjadi pada tanggal 3 Januari
2011. Maka ayat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai
berikut:
5/3/2011 Utang dagang Rp500.000
Kas Rp500.000
B. Utang wesel
Utang wesel adalah
kewajiban berupa janji tertulis untuk membayar sejumlah uang pada tanggal
tertentu dimasa yang akan datang kepada pihak lain yang timbul akibat pembelian
barang atau jasa, transaksi pinjaman, atau utang jangka panjang yang akan jatuh
tempo. Adapun jenis utang wesel adalah utang wesel berbunga (interest bearing note) dan utang wesel
tidak berbunga (zero-interest bearing
note).
-
Wesel berbunga
Contoh Bank UNIGAL
meminjamkan uang sejumlah Rp500.000.000 kepada PT. Maju pada tanggal 1 Maret
2011. Jika PT. Maju menandatangani sebuah wesel 4 bulan senilai Rp100.000.000
dengan bunga 6%, maka ayat jurnal untuk mencatat penerimaan kas PT. Maju
tanggal 1 Maret 2011 adalah sebagai berikut:
1/3/2011 Kas Rp100.000.000
Wesel bayar RP100.000.000
Jika PT. Maju menyusun
laporan keuangan secara setengah tahunan, maka ayat jurnal penyesuaian akan
diperlukan untuk mengakui beban bunga dan hutang bunga sebesar Rp2.000.000
(Rp100.000.000x6%x4/12) pada tanggal 30 Juni. Maka ayat jurnal penyesuaian nya
adalah sebagai berikut:
30/6/2011 Beban bunga Rp2.000.000
Hutang bunga Rp2.000.000
Pada tanggal jatuh
tempo (1 Juli) PT. Maju harus membayar nilai nominal wesel sebesar
Rp100.000.000 ditambah bunga sebesar Rp2.000.000, maka ayat jurnal untuk
mencatat pembayaran wesel dan bunga akrual adalah sebagai berikut:
1/7/2011 Wesel bayar Rp100.000.000
Hutang bunga Rp 2.000.000
Kas Rp102.000.000
-
Wesel tanpa bunga
Contoh pada tanggal 1
Maret 2011 PT. Maju menerbitkan wesel tanpa bunga berjangka waktu 4 bulan
senilai Rp102.000.000 kepada Bank UNIGAL. Nilai sekarang dari wesel tersebut
adalah Rp100.000.000. Maka ayat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah
sebagai berikut:
1/3/2011 Kas Rp100.000.000
Diskonto atas wesel bayar Rp
2.000.000
Wesel bayar Rp102.000.000
Biaya sebesar
Rp2.000.000 dalam kasus ini merupakan biaya pinjaman sebesar Rp100.000.000
selama 4 bulan. Oleh karena itu diskonto atas wesel bayar merupakan beban bunga
yang dapat dibebankan ke periode masa depan.
C. Utang jangka panjang yang jatuh
tempo tahun ini
adalah kewajiban jangka
panjang yang akan dilunasi dalam jangka waktu satu tahun kedepan.
Contoh PT. Maju akan
melakukan pelunasan wesel bayar yang berjangka waktu 3 tahun dimulai pada tahun
2009 dan akan jatuh tempo pada tahun ini senilai Rp100.000.000 dengan bunga 10%
pertahun. Bunga dibayarkan setiap awal tahun (setiap tanggal 1 Januari) dan
pelunasan pada akhir tahun (tanggal 31 Desember). Maka ayat jurnal untuk
mencatat transaksi tanggal 1 januari 2011 dan 31 desember 2011 adalah sebagai
berikut:
1/1/2011 Beban bunga Rp10.000.000
Kas Rp10.000.000
31/12/2011 Utang wesel Rp100.000.000
Kas Rp100.000.000
D. Utang dividen
Utang dividen adalah
kewajiban perusahaan kepada pemegang saham karena mengumumkan pembagian laba
berupa kas atau aktiva lainnya.
Contoh PT. Mewah pada
tanggal 10 Juni 2011 mengumumkan dividen tunai sebesar Rp100 atas satu juta
lembar saham yang dibayarkan tanggal 16 Juli 2011 kepada semua pemegang saham
yang tercatat per 24 Juni 2011. Maka ayat jurnal untuk mencatat
transaksi-transaksi diatas adalah sebagai berikut:
-
Pada tanggal pengumuman:
10/6/2011 Laba ditahan Rp100.000.000
Hutang dividen Rp100.000.000
*Laba ditahan
meruapakan modal yang diperoleh perusahaan.
-
Pada tanggal pencatatan:
24/6/2011 Tidak ada ayat jurnal
-
Pada tanggal pembayaran
16/7/2011 Hutang dividen Rp100.000.000
Kas Rp100.000.000
E. Jaminan yang dapat dikembalikan
Jaminan yang dapat
dikembalikan adalah kewajiban yang timbul sebagai akibat diterimanya uang
tanggungan dari pihak lain. Uang tanggungan ini biasanya timbul dalam transaksi
penjualan yang memanfaatkan fasilitas tertentu, misalnya menjual minuman dalam
botol.
Contoh pada taggal 1
Januari 2011 perusahaan distributor menerima 200 minuman kemasan dalam botol
dari produsen dan dikirim setiap bulan dengan jumlah yang sama. Botol-botol
tersebut harus dikembalikan setiap 6 bulan sekali kepada produsen. Harga botol
minuman tersebut adalah Rp250. Maka ayat jurnal yang diperlukan oleh Produsen
untuk mencatat transaksi diatas adalah sebagai berikut:
-
Pada saat menerima jaminan
1/1/2011 Kas (200x6xRp250) Rp300.000
Utang jaminan botol Rp300.000
-
Pada saat mengembalikan jaminan
31/6/2011 Utang jaminan botol Rp300.000
Kas Rp300.000
F. Pendapatan diterima dimuka
Pendapatan diterima
dimuka adalah kewajiban yang timbul karena diterimanya kas dari pelanggan untuk
pesanan barang/jasa yang akan diserahkan pada periode yang akan datang.
Contoh FE. UNIGAL
mengadakan pertandingan open turnamen bola voli, pada tanggal 3 Maret 2011
selaku panitia FE. UNIGAL menjual 1.000 tiket pertandingan seharga Rp10.000
pertiket untuk lima pertandingan awal. FE. UNIGAL mencatat penjualan tiket
tersebut adalah sebagai berikut:
3/3/2011 Kas Rp1.000.000
Pendapatan tiket diterima dimuka Rp1.000.000
Setiap pertandingan
tiket yang dijatahkan sebanyak 200 lembar tiket. Maka ayat jurnal untuk
mencatat pendapatan tiket setelah pertandingan adalah sebagai berikut:
1/4/2011 Pendapatan
tiket diterima dimuka Rp200.000
Pendapatan tiket bola Rp200.000
G. Utang pajak
Utang pajak adalah dana
yang dikumpulkan untuk pihak ketiga yang timbul karena perusahaan memungut kas
dari pihak tertentu (misalnya pegawai atau pelanggan) atas nama pihak ketiga.
Contoh ayat jurnal
berikut mengilustrasikan penggunaan akun hutang pajak penjualan untuk transaksi
penjualan sebesar Rp3.000.000 dengan pajak penjualan sebesar 4%.
3/2/2011 Kas atau Piutang usaha Rp3.120.000
Penjualan Rp3.000.000
Utang pajak penjualan Rp 120.000
H. Biaya yang masih harus dibayar
Biaya yang masih harus
dibayar adalah kewajiban yang timbul akibat pengakuan akuntansi terhadap biaya
yang sudah terjadi tetapi belum dibayar, misalnya utang gaji dan upah, utang
sewa, utang bunga.
Contoh sebuah perusahaan
akan mencatat biaya gaji yang masih harus dibayar sebesar Rp10.000.000 kedalam
ayat jurnal penyesuaian.
31/12/2011 Gaji pegawai Rp10.000.000
Utang gaji Rp10.000.000
I. Utang bonus
Utang bonus adalah
kewajiban yang timbul akibat pemberian bonus kepada karyawan pada akhir periode
yang dibayar pada periode berikutnya.
Contoh karena
perusahaan mendapatkan laba yang diharapkan, maka perusahaan tersebut
memberikan bonus yang telah dijanjikan kepada karyawannya sebesar Rp100.000.000
dan akan dibayarkan pada bulan Januari 2012. Maka perusahaan tersebut akan
mencatat bonus tersebut kedalam ayat jurnal penyesuaian pada tanggal 31
Desember 2011.
31/12/2011 Beban bonus karyawan Rp100.000.000
Utang bonus Rp100.000.000
Maka ayat jurnal utnuk
mencatat transaksi saat membagikan bonus tersebut adalah sebagai berikut:
1/1/2012 Utang bonus Rp100.000.000
Kas Rp100.000.000
B. Kewajiban kontijensi/bersyarat
Kewajiban
kontijensi adalah kewajiban lancar dengan kepastian jumlah yang dibayar, pihak
yang menerima pembayaran, dan tanggal pembayarannya tergantung pada peristiwa
dimasa yang akan datang. Kewajiban ini meliputi utang garansi dan utang hadiah.
A. Utang garansi
adalah kewajiban yang timbul
sebagai akibat pemberian garansi atas pembelian barang/jasa. Adapun perlakuan
terhadap biaya garansi adalah garansi dakui sebagai biaya pada periode
penjualan (expense warranty treatment),
dan biaya garansi diakui jika garansi tersebut telah terjadi (sales warranty treatment).
Contoh pada tanggal 5 April 2011 PT
AUTO menjual sebuah mobil dengan harga $20.000. Garansi diberikan pada pembeli
mobil dalam bentuk perbaikkan dan pemeliharaan pada 36.000 km pertama atau
selama 3 tahun mana yang tercapai lebih dulu. Pembeli mobil juga membeli jasa perbaikkan
dan pemeliharaan mobil untuk tambahan 36.000 km atau 3 tahun senilai $600. Maka
ayat jurnal untuk mencacat penjualan mobil dan jasa pemeliharaa adalah sebagai
berikut:
5/4/2011 Kas $20.600
Penjualan
$20.000
Pendapatan
garansi diterima dimuka $ 600
B. Utang hadiah
adalah kewajiban yang
timbul dalam periode hadiah, karena hadiah tersebut belum diambil oleh
pelanggan. Hadiah ini akan diberikan apabila pembeli memenuhi syarat yang telah
ditetapkan oleh penjual.
Contoh sebuah swalayan
membeli 30 unit barang untuk hadiah bagi pelanggan yang mengirimkan kupon
berhadiah yang didapat pada saat mereka belanja seharga Rp15.000.000. Maka ayat
jurnal adalah sebagai berikut:
-
Pada saat pembelian hadiah tanggal 2
Februari 2011:
2/2/2011 Persediaan hadiah Rp15.000.000
Kas Rp15.000.000
-
Pada saat mencatat utang hadiah pada
ayat jurnal penyesuaian 31 Desember 2011, karena hadiah akan diundi dan
diberikan bulan Januari 2012:
31/12/2011 Biaya hadiah Rp15.000.000
Utang hadiah Rp15.000.000
-
Pada saat memberikan hadiah tanggal 5
Januari 2012
5/1/2012 Biaya hadiah Rp15.000.000
Persediaan hadiah Rp15.000.000
BAB
II
KEWAJIBAN
JANGKA PANJANG (LONG-TERM LIABILITIES)
2.1 Pengertian Kewajiban Jangka Panjang
(Long-Term Liabilities)
Kewajiban jangka
panjang adalah kewajiban yang jatuh tempo pelunasannya diatas satu tahun.
Terdapat satu karakteristik kewajiban jangka panjang yaitu jatuh tempo
pelunasannya lebih dari satu tahun. Klasifikasi kewajiban jangka panjang adalah
hutang obligasi, hutang wesel jangka panjang dan hutang hipotik.
2.2 Hutang Obligasi (Bonds)
Obligasi
merupakan surat utang jangka panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi
janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada
periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan
kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Apabila perusahaan membutuhkan tambahan modal kerja
tetapi tidak dapat melakukan emisi saham baru, dapat dipenuhi dengan cara
mencari utang jangka panjang. Dalam hal sulit mencari utang yang jumlahnya
besar dari satu sumber, perusahaan dapat mengeluarkan surat obligasi. Surat
obligasi ini akan dapat dijual bila reputasi perusahaan cukup baik dan
dipandang akan dapat tetap berdiri selama jangka waktu beredarnya obligasi
tersebut. Harga jual obligasi tergantung pada tarif bunga obligasi. Semakin
besar bunganya, harga jual obligasi tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya
semakin rendah tingkat bunga obligasi harga jualnya akan semakin rendah.
Pengeluaran obligasi dari suatu perusahaan dapat dilakukan dengan cara
penjualan langsung atau melalui lembaga-tembaga keuangan.
Obligasi yang dikeluarkan dicatat dalam rekeningnya
sebesar nilai nominal. Dalam hal harga jual obligasi tidak sama dengan nominal,
selisihnya dicatat tersendiri yaitu bila dijual di atas nominal selisihnya
dicatat dalam rekening agio obligasi, jika harga jualnya di bawah nilai
nominal, selisihnya dicatat dalam rekening disagio obligasi.
Biaya penjualan obligasi diperhitungkan sebagai
pengurang harga jual dan tidak dicatat dalam rekening tersendiri. Apabila
obligasi itu dikeluarkan untuk menukar aktiva tetap, pencatatannya dilakukan
dengan jumlah sebesar harga jual obligasi. Harga jual ini dicatat sebagai harga
perolehan aktiva tetap. Jika harga jual obligasi tidak dapat diketahui,
pencatatan dapat menggunakan jumlah harga pasar (harga penilaian) aktiva tetap.
Kalau harga jual obligasi atau harga pasar aktiva tetap yang dijadikan dasar
pencatatan utang obligasi itu tidak sama dengan nilai nominal obligasi,
selisihnya dicatat dalam rekening agio atau disagio obligasi.
Pengeluaran obligasi dapat dicatat dengan dua cara
yaitu:
a)
Pencatatan hanya pada obligasi yang terjual
b)
Obligasi yang terjual dan yang belum terjual dicatat
Untuk menjelaskan kedua metode tersebut, berikut
disajikan contoh sebagai berikut:
Pada
tanggal 1 Januari 2005 PT Tamma Selamat merencanakan pengeluaran obligasi
sebesar Rp l.000.000,- dengan bunga 10% per tahun. Obligasi akan dijual pada
waktu yang berbeda-beda tergantung pada kebutuhan uang. Misalnya transaksi
penjualan yang terjadi seperti di bawah, jurnal yang dibuat sebagai berikut:
Jika pencatatan obligasi dilakukan dengan cara kedua
yaitu jumlah yang diotorisasi dicatat dalam buku, jumlah obligasi yang beredar
dapat diketahui dari rekening otorisasi utang obligasi dikurangi saldo rekening
obligasi yang belum terjual.
Kadang-kadang penjualan obligasi dilakukan dengan
cara pesanan lebih dahulu. Dalam cara ini pembeli membayar uang muka dan akan
melunasi pada tanggal tertentu. Dalam penjualan obligasi melalui pesanan, surat
obligasi baru diserahkan pada pembeli bila harga obligasi sudah dilunasi.
Jumlah yang belum dilunasi oleh perusahaan dicatat sebagai piutang dan jumlah
obligasi yang dipesan dikreditkan ke rekening utang obligasi dipesan.
Pencatatan agio atau disagio obligasi dilakukan pada waktu pesanan diterima.
Jurnal yang dibuat bila terjadi pesanan obligasi dapat dilihat dari contoh
berikut ini:
Apabila pada tanggal penyusunan neraca masih ada
pesanan obligasi yang belum dilunasi maka saldo rekening utang obligasi dipesan
dilaporkan di dalam neraca menambah utang obligasi, sedang rekening piutang
pesanan obligasi dilaporkan dalam kelompok aktiva lancar jika akan dilunasi
dalam waktu satu tahun. Apabila pelunasan-nya lebih dari satu tahun dilaporkan dalam
kelompok aktiva Iain-lain. Rekening agio obligasi dilaporkan menambah utang
obligasi dalam neraca dan disagio obligasi dilaporkan mengurangi utang obligasi.
2.2.1 Jenis-jenis Obligasi
Obligasi memiliki beberapa jenis
yang berbeda, yaitu:
1.
Dilihat dari sisi penerbit:
a. Corporate
Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan
usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.
b.
Government
Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c.
Municipal
Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai
proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).
2.
Dilihat dari sistem pembayaran bunga:
a.
Zero
Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan
pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus
pada saat jatuh tempo.
b.
Coupon
Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara
periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
c.
Fixed
Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga
yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan
dibayarkan secara periodik.
d.
Floating
Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga
yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata
tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.
3. Dilihat
dari hak penukaran/opsi:
a.
Convertible
Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang
obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik
penerbitnya.
b. Exchangeable Bonds:
obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham
perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
c.
Callable
Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk
membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
d. Putable Bonds:
obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk
membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
4.
Dilihat dari segi jaminan atau
kolateralnya:
a.
Secured
Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu
dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok
ini, termasuk didalamnya adalah:
-
Guaranteed
Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin
dengan penanggungan dari pihak ketiga
-
Mortgage
Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin
dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap.
-
Collateral
Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang
dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan
yang dimilikinya.
b.
Unsecured
Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan
tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
5. Dilihat dari segi
nilai nominal:
a.
Konvensional
Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu
nominal, Rp 1 miliar per satu lot.
b.
Retail
Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai
nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.
6.
Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil:
a. Konvensional Bonds:
obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem kupon bunga.
b.
Syariah
Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan
menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam
obligasi syariah, yaitu:
-
Obligasi Syariah Mudharabah merupakan
obligasi syariah yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga
pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah
mengetahui pendapatan emiten.
-
Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi
syariah yang menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon bersifat tetap,
dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.
2.2.2
Harga Obligasi
Berbeda dengan harga saham yang
dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase
(%), yaitu persentase dari nilai nominal.
Ada 3 (tiga) kemungkinan harga
pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:
1.
Par (nilai Pari): Harga Obligasi sama
dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada
harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.
2. at premium
(dengan Premi): Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal: Obligasi
dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi
adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta.
3. at discount
(dengan Diskon): Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal: Obligasi
dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari
obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.
2.2.3 Yield
Obligasi
Pendapatan
atau imbal hasil atau return yang akan diperoleh dari investasi
obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan
diperoleh investor apabila menempatkan dananya untuk dibelikan obligasi.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi obligasi, investor harus mempertimbangkan
besarnya yield obligasi, sebagai faktor pengukur tingkat pengembalian
tahunan yang akan diterima.
Ada
2 (dua) istilah dalam penentuan yield yaitu current yield dan
yield to maturity.
1.
Currrent
yield adalah yield yang dihitung berdasarkan
jumlah kupon yang diterima selama satu tahun terhadap harga obligasi tersebut.
Contoh:
Jika
obligasi PT XYZ memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar 17% per tahun
sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98% untuk nilai nominal Rp
1.000.000.000, maka:
=
17.34%
2.
Sementara itu yiled to maturity (YTM)
adalah tingkat pengembalian atau pendapatan yang akan diperoleh investor
apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo. Formula YTM yang
seringkali digunakan oleh para pelaku adalah YTM approximation atau
pendekatan nilai YTM, sebagai berikut:
Keterangan:
C
= kupon
n
= periode waktu yang tersisa (tahun)
R
= redemption value
P
= harga pemebelian (purchase value)
Contoh:
Obligasi XYZ dibeli pada 5
September 2003 dengan harga 94.25% memiliki kupon sebesar 16% dibayar setiap 3
bulan sekali dan jatuh tempo pada 12 juli 2007. Berapakah besar YTM
approximationnya?
C
= 16%
n
= 3 tahun 10 bulan 7 hari = 3.853 tahun
R
= 94.25%
P = 100%
= 18,01%
(Bursa Efek Indonesia)
2.2.4 Prosedur Amortisasi Agio dan
Disagio Obligasi
Penjualan obligasi
dengan harga yang lebih besar atau lebih kecil dari nilai nominalnya
menimbulkan agio atau disagio obligasi. Agio atau disagio merupakan penyesuaian
terhadap tarif bunga nominal karena tarif bunga obligasi tidak sama dengan
tingkat bunga di pasar. Dengan kata lain, agio atau disagio obligasi merupakan
kapitalisasi dari perbedaan tarif bunga obligasi dengan tingkat bunga umum
selama umur obligasi. Apabila dalam penjualan obligasi timbul disagio, maka
disagio ini akan ditambahkan pada biaya bunga obligasi yang dibayarkan selama
umur obligasi dan dikreditkan ke rekening disagio obligasi.
Apabila penjualan
obligasi menimbulkan agio, maka agio ini merupakan pengurangan terhadap biaya
bunga obligasi yang dibayar selama umur obligasi dan dikreditkan ke rekening
biaya bunga obligasi. Amortisasi agio atau disagio obligasi dapat dilakukan
dengan cara garis lurus ataupun bunga efektif.
Berikut disajikan
contoh untuk menghitung amortisasi agio atau disagio obligasi dengan cara garis
lurus, PT Hasna Sejahtera mengeluarkan obligasi nominal Rp l.000.000,- umur 5
tahun, bunga 10% per tahun dibayarkan tiap setengah tahun. Obligasi tersebut
dijual dengan harga Rp l.050.000,-.
Tabel perhitungan
amortisasi obligasi nampak sebagai berikut:
Dapat dilihat bahwa biaya bunga yang dibebankan
setiap periode adalah sebesar bunga yang dibayar dikurangi dengan amortisasi
agio untuk periode yang bersangkutan. jumlah ini selalu sama untuk setiap periode.
Nilai buku obligasi bisa dihitung dari nilai nominal ditambah dengan jumlah
agio obligasi yang belum diamortisasi.
Bila obligasi dijual dengan harga di bawah nilai
nominal sehingga timbul disagio maka perhitungan beban bunga periodik dan nilai
buku obligasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Biaya bunga =
Bunga yang dibayarkan ditambah amortisasi disagio.
Nilai buku obligasi =
Nilai nominal dikurangi disagio yang belum diamortisasi.
Selanjutnya disajikan contoh perhitungan amortisasi
disagio, PT Millenia Makmur mengeluarkan obligasi sebesar nominal
Rpl.000.000,-. Umur 5 tahun, bunga 10% dibayarkan tiap setengah tahun. Obligasi
tersebut dijual dengan harga Rp925.000,-.
Berikut disajikan contoh untuk menghitung amortisasi
agio atau disagio obligasi dengan cara garis lurus, PT Hasna Sejahtera
mengeluarkan obligasi nominal Rp l.000.000,- umur 5 tahun, bunga 10% per tahun
dibayarkan tiap setengah tahun. Obligasi tersebut dijual dengan harga Rp
l.050.000,-
Tabel perhitungan amortisasi obligasi nampak sebagai
berikut:
Dapat dilihat bahwa biaya bunga yang dibebankan
setiap periode adalah sebesar bunga yang dibayar dikurangi dengan amortisasi
agio untuk periode yang bersangkutan. jumlah ini selalu sama untuk setiap
periode. Nilai buku obligasi bisa dihitung dari nilai nominal ditambah dengan
jumlah agio obligasi yang belum diamortisasi.
Bila obligasi dijual dengan harga di bawah nilai
nominal sehingga timbul disagio maka perhitungan beban bunga periodik dan nilai
buku obligasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Biaya bunga =
Bunga yang dibayarkan ditambah amortisasi disagio.
Nilai buku obligasi =
Nilai nominal dikurangi disagio yang belum diamortisasi.
Selanjutnya disajikan contoh perhitungan amortisasi
disagio, PT Millenia Makmur mengeluarkan obligasi sebesar nominal
Rpl.000.000,-. Umur 5 tahun, bunga 10% dibayarkan tiap setengah tahun. Obligasi
tersebut dijual dengan harga Rp925.000,-.
Selain menggunakan metode garis lurus untuk
amortisasi agio atau disagio, perusahaan dapat menggunakan metode bunga
efektif. Metode bunga efektif memberikan hasil perhitungan yang lebih baik
jikai dibandingkan dengan metode garis lurus. Bila digunakan metode bunga
efektif, maka biaya bunga efektif tiap periode tidak sama besarnya. Biaya bunga
setiap periode dihitung dengan mengalikan tarif bunga efektif dengan nilai buku
obligasi. Nilai buku obligasi adalah nominal obligasi ditambah agio atau
dikurangi disagio obligasi yang belum diamortisasi. Selanjutnya disajikan
contoh perhitungan amortisasi agio dengan metode tarif efektif, misalnya PT
Hasta Millenia mengeluarkan obligasi nominal Rpl.000.000,-, umur 5 tahun, bunga
10% per tahun dibayarkan tiap setengah tahun. Obligasi itu dijual pada awal
periode dengan harga Rpl.081.105,-. Pembeli mengharapkan bunga efektif (seperti
yang berlaku di pasar) sebesar 8%. Harga jual obligasi sebesar Rpl.081.105,- dapat
dihitung sebagai berikut:
Nilai jatuh tempo obligasi Rpl.000.000,-
Nilai tunai Rpl.000.000,-, bunga 8%, 5 tahun = Rp675.560,-
Nilai
tunai bunga Rp50.000,-, sepuluh
kali tiap setengah tahun, dengan
tarif 8% =
Rp405.545,-2)
Harga jual obligasi Rp1.081.105,-
Agio obligasi Rp
81.105,-
Agio obligasi sebesar Rp81.105,- yang diamortisasi
selama umur obligasi dengan metode bunga efektif yaitu sebagai berikut:
1)
Rpl.081.105,- x 8% x 6/12 = Rp43.244,20
2)
Rpl000.000,- x 10% x 6/12 = Rp50.000,-
3)
Rp50.000,- - Rp43.244,20 = Rp6.755,80
4)
Rpl.081.105,- - Rp6.755.80 = Rpl.074.349,20
*)
Hasil pembulatan
Bila obligasi dijual dengan disagio, perhitungan
amortisasinya dilakukan dengan cara yang sama seperti dalam tabel di atas.
Perbedaan yang ada adalah sebagai berikut:
Debit
biaya bunga = Bunga obligasi yang
dibayar ditambah amortisasi disagio.
Nilai
buku obligasi = Nilai buku periode
sebelumnya ditambah amortisasi disagio.
2.2.5
Pencatatan Utang Obligasi
Apabila obligasi dijual
tidak tepat pada tanggal pembayaran bunga, pembeli obligasi di samping membayar
harga obligasi juga harus membayar bunga berjalan sejak tanggal bunga terakhir
sampai dengan tanggal penjualan obligasi tersebut. Bunga berjalan yang dibayar
oleh pembeli dicatat perusahaan dengan mengkredit rekening biaya bunga atau
rekening utang bunga obligasi. Sedangkan bila bunga berjalan dikreditkan ke
rekening utang bunga obligasi maka pembayaran bunga obligasi berikutnya dicatat
dengan mendebit utang bunga obligasi sebesar bunga berjalan dan sisanya
didebitkan ke rekening biaya bunga. Jika bunga berjalan dikreditkan ke rekening
biaya bunga maka pembayaran bunga obligasi berikutnya dicatat dengan mendebit rekening
biaya bunga obligasi sebesar bunga yang dibayar.
Amortisasi agio atau
disagio dapat dicatat setiap bulan, setiap tanggal pembayaran bunga atau setiap
akhir periode bersama dengan jurnal penyesuaian yang lain. Berikut disajikan
contoh pencatatan utang obligasi, PT Millenia Megah pada tanggal 31 Desember
2005 memutuskan untuk mengeluarkan obligasi pada tanggal 1 Mei 2006 sebesar
Rpl.000.000,-, bunga 10% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 1 Mei 2011.
Bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 1 Mei dan 1 November. Seluruh obligasi
dapat dijual pada tanggal 1 Juli 2006 dengan harga Rpl.029.000,- (yaitu harga
jual Rpl.030.000,- dikurangi biaya penjualan Rpl .000,-) ditambah bunga
berjalan untuk jangka waktu 1 Mei 2006 sampai dengan 1 Juli 2006. Tahun buku PT
Millenia Megah adalah tahun kalender, amortisasi agio dicatat setiap akhir periode.
Umur obligasi dihitung sebagai berikut:
2006 = 6 bulan (1 Juli sampai dengan 31 Desember)
2007 = 12 bulan
2008 = 12 bulan
2009 = 12 bulan
2010 = 12 bulan
2011 = 4 bulan
Jumlah = 58 bulan
Dalam perhitungan umur
obligasi, yang diperhitungkan adalah lamanya obligasi itu beredar, yaitu sejak
tanggal dijual sampai saat jatuh tempo. Agio obligasi sebesar Rp29.000,-
(Rpl.029.000,- dikurangi Rpl.000.000,-) akan diamortisasikan selama umur
obligasi yaitu 58 bulan, sehingga amortisasi agio setiap bulannya sebesar
Rp29.000,- : 58 = Rp500,-. Transaksi penjualan, pembayaran bunga dan amortisasi
agio selama umur obligasi dicatat dalam pembukuan PT Millenia Megah adalah
sebagai berikut:
Pada
tanggal 1 November 2006 PT Millenia Megah akan membayar, bunga obligasi untuk
setengah tahun dicatat sebagai berikut:
Pada tanggal 31 Desember dibuat jurnal untuk
menyesuaikan pembukuan. Jurnal penyesuaian yang berhubungan dengan utang
obligasi ada 2 yaitu:
1)
Mencatat bunga berjalan
2)
Mencatat amortisasi agi.
Bunga berjalan dan amortisasi agio untuk tahun 2006
dicatat sebagai berikut:
Pada
tanggal 1 Januari 2007 dibuat jurnal pembalikan (reversing entry) untuk utang
bunga obligasi, agar nanti pembayaran bunga pada tanggal 1 Mei 2007 dapat
dicatat dengan cara biasa. Jurnal pembalikan itu sebagai berikut:
Pembayaran
bunga obligasi dalam tahun 2007 dicatat sebagai berikut:
Pada
tanggal 31 Desember 2007 dibuat jurnal penyesuaian untuk:
Untuk tahun-tahun berikutnya (sampai dengan tahun
2001) dibuat jurnal yang sama seperti dalam tahun 2007. Pada tanggal 1 Mei 2011
yaitu pada saat obligasi jatuh tempo dibuat jurnal sebagai berikut:
Jika agio atau disagio obligasi diamortisasi selama
umur obligasi, maka pada saat jatuh temponya, pelunasan obligasi akan dicatat
dengan mendebit rekening uang obligasi dan mengkredit rekening kas seperti
dalam jurnal di atas. Tetapi apabila pada tanggal jatuh temponya tidak dilakukan
pelunasan, maka rekening utang obligasi harus ditutup dan dipindahkan ke
rekening obligasi yang sudah jatuh tempo. Rekening ini termasuk dalam kelompok utang
lancar. Tetapi jika pelunasannya akan dilakukan dari dana pelunasan
obligasi
maka tidak dilaporkan dalam utang lancar, tetapi dalam kelompok utang-utang
lain.
2.2.6 Pelunasan Obligasi Sebelum Jatuh
Tempo
Obligasi bisa ditarik
untuk dibayar kembali sebelum saat jatuh temponya. Selisih antara jumlah
pelunasan dengan jumlah nilai buku obligasi dicatat sebagai laba atau rugi
karena penarikan obligasi. Nilai buku obligasi adalah nilai nominal ditambah
dengan agio yang belum diamortisasi atau dikurangi dengan disagio yang belum
diamortisasi. Apabila terdapat biaya penjualan obligasi, maka biaya penjualan yang
belum diamortisasi juga dikurangkan pada nilai nominal obligasi. Laba atau rugi
yang timbul dari pelunasan obligasi, dimasukkan dalam elemen-elemen luar biasa
(extra ordinary).
Obligasi yang ditarik dari peredaran
dapat dipisahkan menjadi 2 yaitu:
a) Obligasi yang ditarik dan tidak akan dijual
kembali.
Dalam
keadaan seperti ini, rekening utang obligasi didebit sebesar jumlah nominal
obligasi yang ditarik.
b) Obligasi yang ditarik nantinya akan
dijual kembali.
Dalam
keadaan seperti ini, pada waktu penarikan obligasi yang didebit adalah rekening
treasury bonds. Rekening treasury bonds ini bukannya rekening aktiva, tetapi
merupakan pengurang terhadap rekening utang obligasi. Treasury bonds ini
didebit dengan jumlah nilai nominal, jika obligasi dijual lagi, maka rekening
ini juga dikredit dengan jumlah nilai nominal. Selisih antara nominal dengan
jumlah uang yang diterima dalam penjualan treasury bonds dicatat sebagai agio
atau disagio.
Berikut disajikan
contoh penarikan obligasi sebelum saat jatuh tempo, obligasi PT Millenia Megah
seperti dalam contoh sebelumnya, pada tanggal 1 Juli 2008 ditarik sebesar
Rp200.000,- dengan kurs 102. Jurnal yang dibuat untuk mencatat penarikan
obligasi pada tahun 2008 sebagai berikut:
Sesudah penarikan obligasi ini, pembayaran bunga
setiap tanggal 1 November dan 1 Mei adalah dari jumlah Rp800.000,- yaitu
obligasi yang masih beredar. Amortisasi premium untuk tahun 2008 dan seterusnya
tidak lagi sebesar Rp500,- per bulan, tetapi sebesar Rp400,- yaitu Rp500,-
dikurangi