Jumat, 27 April 2012

AKUNTANSI KEUANGAN II


BAB I
KEWAJIBAN LANCAR (CURRENT LIABILITIES)
1.1  Pengertian Kewajiban (liabilities)
Kewajiban adalah utang suatu perusahaan yang timbul akibat transaksi di masa lalu dengan pembayaran menggunakan kas, barang, atau jasa dimasa yang akan datang, dan bersifat tidak dapat dihindarkan. Melihat dari pengertian kewajiban tadi, terdapat empat karakteristik kewajiban, yaitu:
1.    Pada dasarnya/hakikatnya kewajiban itu adalah utang
2.    Timbul akibat adanya transaksi dimasa lalu
3.    Pembayaran dilakukan dengan menggunakan kas, barang, dan jasa
4.    Bersifat tidak dapat dihindarkan

1.2 Pengertian Kewajiban Lancar (Current Liabilities)
            Kewajiban lancar adalah kewajiban yang jatuh tempo pelunasannya tidak lebih dari satu tahun. Terdapat satu karakteristik kewajiban lancar, yaitu jatuh tempo pelunasannya tidak lebih dari satu tahun.
            Jenis-jenis kewajiban lancar:
1.    Kewajiban lancar yang sudah pasti (determinable current liabilities)
2.    Kewajiban kontijensi/bersyarat (contingent liabilities)

A.  Kewajiban lancar yang sudah pasti (determinable current liabilities)
            Kewajiban lancar yang sudah pasti adalah kewajiban lancar yang memenuhi dua syarat, yaitu:
1.    Kewajiban untuk membayar sudah pasti tanggal dan penerimaanya
2.    Jumlah yang harus dibayar sudah pasti
Contohnya adalah utang dagang, utang wesel, bagian utang jangka pnajang yang jatuh tempo pada tahun ini, utang dividen, jaminan yang dapat dikembalikan, pendapatan diterima dimuka, utang pajak, utang biaya, dan utang bonus.
A.  Utang dagang
Uatang dagang adalah kewajiban kepada pihak lain yang timbul akibat pembelian barang atau jasa.
Contoh pada tanggal 3 Januari 2011 PT. Maju membeli perlengkapan seharga Rp500.000 secara kredit dan akan dilunasi pada tiga bulan kedepan. Maka ayat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
3/1/2011     Pembelian                                Rp500.000
                               Utang dagang                                     Rp500.000
Pada tanggal 5 Maret 2011 dilakukan pelunasan atas hutang dagang yang terjadi pada tanggal 3 Januari 2011. Maka ayat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
5/3/2011     Utang dagang Rp500.000
                               Kas                              Rp500.000

B.  Utang wesel
Utang wesel adalah kewajiban berupa janji tertulis untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu dimasa yang akan datang kepada pihak lain yang timbul akibat pembelian barang atau jasa, transaksi pinjaman, atau utang jangka panjang yang akan jatuh tempo. Adapun jenis utang wesel adalah utang wesel berbunga (interest bearing note) dan utang wesel tidak berbunga (zero-interest bearing note).
-          Wesel berbunga
Contoh Bank UNIGAL meminjamkan uang sejumlah Rp500.000.000 kepada PT. Maju pada tanggal 1 Maret 2011. Jika PT. Maju menandatangani sebuah wesel 4 bulan senilai Rp100.000.000 dengan bunga 6%, maka ayat jurnal untuk mencatat penerimaan kas PT. Maju tanggal 1 Maret 2011 adalah sebagai berikut:
1/3/2011           Kas                              Rp100.000.000
                                     Wesel bayar                                         RP100.000.000
Jika PT. Maju menyusun laporan keuangan secara setengah tahunan, maka ayat jurnal penyesuaian akan diperlukan untuk mengakui beban bunga dan hutang bunga sebesar Rp2.000.000 (Rp100.000.000x6%x4/12) pada tanggal 30 Juni. Maka ayat jurnal penyesuaian nya adalah sebagai berikut:
30/6/2011         Beban bunga               Rp2.000.000
                                     Hutang bunga                         Rp2.000.000
Pada tanggal jatuh tempo (1 Juli) PT. Maju harus membayar nilai nominal wesel sebesar Rp100.000.000 ditambah bunga sebesar Rp2.000.000, maka ayat jurnal untuk mencatat pembayaran wesel dan bunga akrual adalah sebagai berikut:
1/7/2011           Wesel bayar                 Rp100.000.000
                         Hutang bunga             Rp    2.000.000
                                     Kas                                          Rp102.000.000
-          Wesel tanpa bunga
Contoh pada tanggal 1 Maret 2011 PT. Maju menerbitkan wesel tanpa bunga berjangka waktu 4 bulan senilai Rp102.000.000 kepada Bank UNIGAL. Nilai sekarang dari wesel tersebut adalah Rp100.000.000. Maka ayat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
1/3/2011           Kas                                          Rp100.000.000
                         Diskonto atas wesel bayar      Rp    2.000.000
                                     Wesel bayar                                         Rp102.000.000
Biaya sebesar Rp2.000.000 dalam kasus ini merupakan biaya pinjaman sebesar Rp100.000.000 selama 4 bulan. Oleh karena itu diskonto atas wesel bayar merupakan beban bunga yang dapat dibebankan ke periode masa depan.

C.  Utang jangka panjang yang jatuh tempo tahun ini
adalah kewajiban jangka panjang yang akan dilunasi dalam jangka waktu satu tahun kedepan.
Contoh PT. Maju akan melakukan pelunasan wesel bayar yang berjangka waktu 3 tahun dimulai pada tahun 2009 dan akan jatuh tempo pada tahun ini senilai Rp100.000.000 dengan bunga 10% pertahun. Bunga dibayarkan setiap awal tahun (setiap tanggal 1 Januari) dan pelunasan pada akhir tahun (tanggal 31 Desember). Maka ayat jurnal untuk mencatat transaksi tanggal 1 januari 2011 dan 31 desember 2011 adalah sebagai berikut:
1/1/2011     Beban bunga               Rp10.000.000
                               Kas                                          Rp10.000.000
31/12/2011 Utang wesel                Rp100.000.000
                               Kas                                          Rp100.000.000
D.  Utang dividen
Utang dividen adalah kewajiban perusahaan kepada pemegang saham karena mengumumkan pembagian laba berupa kas atau aktiva lainnya.
Contoh PT. Mewah pada tanggal 10 Juni 2011 mengumumkan dividen tunai sebesar Rp100 atas satu juta lembar saham yang dibayarkan tanggal 16 Juli 2011 kepada semua pemegang saham yang tercatat per 24 Juni 2011. Maka ayat jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi diatas adalah sebagai berikut:
-          Pada tanggal pengumuman:
10/6/2011         Laba ditahan   Rp100.000.000
                                     Hutang dividen           Rp100.000.000
*Laba ditahan meruapakan modal yang diperoleh perusahaan.
-          Pada tanggal pencatatan:
24/6/2011         Tidak ada ayat jurnal
-          Pada tanggal pembayaran
16/7/2011         Hutang dividen           Rp100.000.000
                                     Kas                                          Rp100.000.000
E.  Jaminan yang dapat dikembalikan
Jaminan yang dapat dikembalikan adalah kewajiban yang timbul sebagai akibat diterimanya uang tanggungan dari pihak lain. Uang tanggungan ini biasanya timbul dalam transaksi penjualan yang memanfaatkan fasilitas tertentu, misalnya menjual minuman dalam botol.
Contoh pada taggal 1 Januari 2011 perusahaan distributor menerima 200 minuman kemasan dalam botol dari produsen dan dikirim setiap bulan dengan jumlah yang sama. Botol-botol tersebut harus dikembalikan setiap 6 bulan sekali kepada produsen. Harga botol minuman tersebut adalah Rp250. Maka ayat jurnal yang diperlukan oleh Produsen untuk mencatat transaksi diatas adalah sebagai berikut:
-          Pada saat menerima jaminan
1/1/2011           Kas (200x6xRp250)                Rp300.000
                                     Utang jaminan botol                           Rp300.000
-          Pada saat mengembalikan jaminan
31/6/2011         Utang jaminan botol               Rp300.000
                                     Kas                                                      Rp300.000

F.   Pendapatan diterima dimuka
Pendapatan diterima dimuka adalah kewajiban yang timbul karena diterimanya kas dari pelanggan untuk pesanan barang/jasa yang akan diserahkan pada periode yang akan datang.
Contoh FE. UNIGAL mengadakan pertandingan open turnamen bola voli, pada tanggal 3 Maret 2011 selaku panitia FE. UNIGAL menjual 1.000 tiket pertandingan seharga Rp10.000 pertiket untuk lima pertandingan awal. FE. UNIGAL mencatat penjualan tiket tersebut adalah sebagai berikut:
3/3/2011 Kas                      Rp1.000.000
                   Pendapatan tiket diterima dimuka      Rp1.000.000
Setiap pertandingan tiket yang dijatahkan sebanyak 200 lembar tiket. Maka ayat jurnal untuk mencatat pendapatan tiket setelah pertandingan adalah sebagai berikut:
1/4/2011 Pendapatan tiket diterima dimuka          Rp200.000
                               Pendapatan tiket bola                                     Rp200.000

G.  Utang pajak
Utang pajak adalah dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga yang timbul karena perusahaan memungut kas dari pihak tertentu (misalnya pegawai atau pelanggan) atas nama pihak ketiga.
Contoh ayat jurnal berikut mengilustrasikan penggunaan akun hutang pajak penjualan untuk transaksi penjualan sebesar Rp3.000.000 dengan pajak penjualan sebesar 4%.
3/2/2011     Kas atau Piutang usaha           Rp3.120.000
                               Penjualan                                             Rp3.000.000
                               Utang pajak penjualan                                    Rp   120.000

H.  Biaya yang masih harus dibayar
Biaya yang masih harus dibayar adalah kewajiban yang timbul akibat pengakuan akuntansi terhadap biaya yang sudah terjadi tetapi belum dibayar, misalnya utang gaji dan upah, utang sewa, utang bunga.
Contoh sebuah perusahaan akan mencatat biaya gaji yang masih harus dibayar sebesar Rp10.000.000 kedalam ayat jurnal penyesuaian.
31/12/2011 Gaji pegawai               Rp10.000.000
                               Utang gaji                               Rp10.000.000

I.     Utang bonus
Utang bonus adalah kewajiban yang timbul akibat pemberian bonus kepada karyawan pada akhir periode yang dibayar pada periode berikutnya.
Contoh karena perusahaan mendapatkan laba yang diharapkan, maka perusahaan tersebut memberikan bonus yang telah dijanjikan kepada karyawannya sebesar Rp100.000.000 dan akan dibayarkan pada bulan Januari 2012. Maka perusahaan tersebut akan mencatat bonus tersebut kedalam ayat jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2011.
31/12/2011 Beban bonus karyawan           Rp100.000.000
                               Utang bonus                                        Rp100.000.000
Maka ayat jurnal utnuk mencatat transaksi saat membagikan bonus tersebut adalah sebagai berikut:
1/1/2012     Utang bonus                Rp100.000.000
                               Kas                                          Rp100.000.000

B.  Kewajiban kontijensi/bersyarat
Kewajiban kontijensi adalah kewajiban lancar dengan kepastian jumlah yang dibayar, pihak yang menerima pembayaran, dan tanggal pembayarannya tergantung pada peristiwa dimasa yang akan datang. Kewajiban ini meliputi utang garansi dan utang hadiah.




A.  Utang garansi
adalah kewajiban yang timbul sebagai akibat pemberian garansi atas pembelian barang/jasa. Adapun perlakuan terhadap biaya garansi adalah garansi dakui sebagai biaya pada periode penjualan (expense warranty treatment), dan biaya garansi diakui jika garansi tersebut telah terjadi (sales warranty treatment).
Contoh pada tanggal 5 April 2011 PT AUTO menjual sebuah mobil dengan harga $20.000. Garansi diberikan pada pembeli mobil dalam bentuk perbaikkan dan pemeliharaan pada 36.000 km pertama atau selama 3 tahun mana yang tercapai lebih dulu. Pembeli mobil juga membeli jasa perbaikkan dan pemeliharaan mobil untuk tambahan 36.000 km atau 3 tahun senilai $600. Maka ayat jurnal untuk mencacat penjualan mobil dan jasa pemeliharaa adalah sebagai berikut:
5/4/2011     Kas                                                      $20.600
Penjualan                                             $20.000
Pendapatan garansi diterima dimuka $     600

B.  Utang hadiah
adalah kewajiban yang timbul dalam periode hadiah, karena hadiah tersebut belum diambil oleh pelanggan. Hadiah ini akan diberikan apabila pembeli memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh penjual.
Contoh sebuah swalayan membeli 30 unit barang untuk hadiah bagi pelanggan yang mengirimkan kupon berhadiah yang didapat pada saat mereka belanja seharga Rp15.000.000. Maka ayat jurnal adalah sebagai berikut:
-          Pada saat pembelian hadiah tanggal 2 Februari 2011:
2/2/2011           Persediaan hadiah                   Rp15.000.000
                                     Kas                                                      Rp15.000.000
-          Pada saat mencatat utang hadiah pada ayat jurnal penyesuaian 31 Desember 2011, karena hadiah akan diundi dan diberikan bulan Januari 2012:
31/12/2011       Biaya hadiah               Rp15.000.000
                                     Utang hadiah                          Rp15.000.000
-          Pada saat memberikan hadiah tanggal 5 Januari 2012
5/1/2012           Biaya hadiah                           Rp15.000.000
                                     Persediaan hadiah                               Rp15.000.000


BAB II
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG (LONG-TERM LIABILITIES)

2.1    Pengertian Kewajiban Jangka Panjang (Long-Term Liabilities)
Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang jatuh tempo pelunasannya diatas satu tahun. Terdapat satu karakteristik kewajiban jangka panjang yaitu jatuh tempo pelunasannya lebih dari satu tahun. Klasifikasi kewajiban jangka panjang adalah hutang obligasi, hutang wesel jangka panjang dan hutang hipotik.

2.2    Hutang Obligasi (Bonds)
Obligasi merupakan surat utang jangka panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Apabila perusahaan membutuhkan tambahan modal kerja tetapi tidak dapat melakukan emisi saham baru, dapat dipenuhi dengan cara mencari utang jangka panjang. Dalam hal sulit mencari utang yang jumlahnya besar dari satu sumber, perusahaan dapat mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi ini akan dapat dijual bila reputasi perusahaan cukup baik dan dipandang akan dapat tetap berdiri selama jangka waktu beredarnya obligasi tersebut. Harga jual obligasi tergantung pada tarif bunga obligasi. Semakin besar bunganya, harga jual obligasi tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah tingkat bunga obligasi harga jualnya akan semakin rendah. Pengeluaran obligasi dari suatu perusahaan dapat dilakukan dengan cara penjualan langsung atau melalui lembaga-tembaga keuangan.
Obligasi yang dikeluarkan dicatat dalam rekeningnya sebesar nilai nominal. Dalam hal harga jual obligasi tidak sama dengan nominal, selisihnya dicatat tersendiri yaitu bila dijual di atas nominal selisihnya dicatat dalam rekening agio obligasi, jika harga jualnya di bawah nilai nominal, selisihnya dicatat dalam rekening disagio obligasi.
Biaya penjualan obligasi diperhitungkan sebagai pengurang harga jual dan tidak dicatat dalam rekening tersendiri. Apabila obligasi itu dikeluarkan untuk menukar aktiva tetap, pencatatannya dilakukan dengan jumlah sebesar harga jual obligasi. Harga jual ini dicatat sebagai harga perolehan aktiva tetap. Jika harga jual obligasi tidak dapat diketahui, pencatatan dapat menggunakan jumlah harga pasar (harga penilaian) aktiva tetap. Kalau harga jual obligasi atau harga pasar aktiva tetap yang dijadikan dasar pencatatan utang obligasi itu tidak sama dengan nilai nominal obligasi, selisihnya dicatat dalam rekening agio atau disagio obligasi.

Pengeluaran obligasi dapat dicatat dengan dua cara yaitu:
a) Pencatatan hanya pada obligasi yang terjual
b) Obligasi yang terjual dan yang belum terjual dicatat
Untuk menjelaskan kedua metode tersebut, berikut disajikan contoh sebagai berikut:
Pada tanggal 1 Januari 2005 PT Tamma Selamat merencanakan pengeluaran obligasi sebesar Rp l.000.000,- dengan bunga 10% per tahun. Obligasi akan dijual pada waktu yang berbeda-beda tergantung pada kebutuhan uang. Misalnya transaksi penjualan yang terjadi seperti di bawah, jurnal yang dibuat sebagai berikut:
Jika pencatatan obligasi dilakukan dengan cara kedua yaitu jumlah yang diotorisasi dicatat dalam buku, jumlah obligasi yang beredar dapat diketahui dari rekening otorisasi utang obligasi dikurangi saldo rekening obligasi yang belum terjual.
Kadang-kadang penjualan obligasi dilakukan dengan cara pesanan lebih dahulu. Dalam cara ini pembeli membayar uang muka dan akan melunasi pada tanggal tertentu. Dalam penjualan obligasi melalui pesanan, surat obligasi baru diserahkan pada pembeli bila harga obligasi sudah dilunasi. Jumlah yang belum dilunasi oleh perusahaan dicatat sebagai piutang dan jumlah obligasi yang dipesan dikreditkan ke rekening utang obligasi dipesan. Pencatatan agio atau disagio obligasi dilakukan pada waktu pesanan diterima. Jurnal yang dibuat bila terjadi pesanan obligasi dapat dilihat dari contoh berikut ini:
Apabila pada tanggal penyusunan neraca masih ada pesanan obligasi yang belum dilunasi maka saldo rekening utang obligasi dipesan dilaporkan di dalam neraca menambah utang obligasi, sedang rekening piutang pesanan obligasi dilaporkan dalam kelompok aktiva lancar jika akan dilunasi dalam waktu satu tahun. Apabila pelunasan-nya lebih dari satu tahun dilaporkan dalam kelompok aktiva Iain-lain. Rekening agio obligasi dilaporkan menambah utang obligasi dalam neraca dan disagio obligasi dilaporkan mengurangi utang obligasi.

2.2.1   Jenis-jenis Obligasi
Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:
1.    Dilihat dari sisi penerbit:
a.  Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.
b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c. Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).
2.    Dilihat dari sistem pembayaran bunga:
a.    Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.
b.    Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
c.    Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
d.   Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.
3.    Dilihat dari hak penukaran/opsi:
a.    Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
b.    Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
c.    Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
d.   Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
4.    Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya:
a.    Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:
-       Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan penanggungan dari pihak ketiga
-       Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap.
-       Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.
b.    Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
5. Dilihat dari segi nilai nominal:
a.    Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot.
b.    Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.
6. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil:
a.    Konvensional Bonds: obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem kupon bunga.
b.    Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu:
-       Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.
-       Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.

2.2.2 Harga Obligasi
Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal.
Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:
1.    Par (nilai Pari): Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.
2.    at premium (dengan Premi): Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta.
3.    at discount (dengan Diskon): Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.
2.2.3   Yield Obligasi
Pendapatan atau imbal hasil atau return yang akan diperoleh dari investasi obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan diperoleh investor apabila menempatkan dananya untuk dibelikan obligasi. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi obligasi, investor harus mempertimbangkan besarnya yield obligasi, sebagai faktor pengukur tingkat pengembalian tahunan yang akan diterima.
Ada 2 (dua) istilah dalam penentuan yield yaitu current yield dan yield to maturity.
1.    Currrent yield adalah yield yang dihitung berdasarkan jumlah kupon yang diterima selama satu tahun terhadap harga obligasi tersebut.

 
Contoh:
Jika obligasi PT XYZ memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar 17% per tahun sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98% untuk nilai nominal Rp 1.000.000.000, maka:
 
          = 17.34%
2.     Sementara itu yiled to maturity (YTM) adalah tingkat pengembalian atau pendapatan yang akan diperoleh investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo. Formula YTM yang seringkali digunakan oleh para pelaku adalah YTM approximation atau pendekatan nilai YTM, sebagai berikut:
 
Keterangan:
C = kupon
n = periode waktu yang tersisa (tahun)
R = redemption value
P = harga pemebelian (purchase value)
Contoh:
Obligasi XYZ dibeli pada 5 September 2003 dengan harga 94.25% memiliki kupon sebesar 16% dibayar setiap 3 bulan sekali dan jatuh tempo pada 12 juli 2007. Berapakah besar YTM approximationnya?
C = 16%
n = 3 tahun 10 bulan 7 hari = 3.853 tahun
R = 94.25%
P = 100%
  
                                             = 18,01%
 (Bursa Efek Indonesia)

2.2.4   Prosedur Amortisasi Agio dan Disagio Obligasi
Penjualan obligasi dengan harga yang lebih besar atau lebih kecil dari nilai nominalnya menimbulkan agio atau disagio obligasi. Agio atau disagio merupakan penyesuaian terhadap tarif bunga nominal karena tarif bunga obligasi tidak sama dengan tingkat bunga di pasar. Dengan kata lain, agio atau disagio obligasi merupakan kapitalisasi dari perbedaan tarif bunga obligasi dengan tingkat bunga umum selama umur obligasi. Apabila dalam penjualan obligasi timbul disagio, maka disagio ini akan ditambahkan pada biaya bunga obligasi yang dibayarkan selama umur obligasi dan dikreditkan ke rekening disagio obligasi.
Apabila penjualan obligasi menimbulkan agio, maka agio ini merupakan pengurangan terhadap biaya bunga obligasi yang dibayar selama umur obligasi dan dikreditkan ke rekening biaya bunga obligasi. Amortisasi agio atau disagio obligasi dapat dilakukan dengan cara garis lurus ataupun bunga efektif.
Berikut disajikan contoh untuk menghitung amortisasi agio atau disagio obligasi dengan cara garis lurus, PT Hasna Sejahtera mengeluarkan obligasi nominal Rp l.000.000,- umur 5 tahun, bunga 10% per tahun dibayarkan tiap setengah tahun. Obligasi tersebut dijual dengan harga Rp l.050.000,-.
Tabel perhitungan amortisasi obligasi nampak sebagai berikut:
Dapat dilihat bahwa biaya bunga yang dibebankan setiap periode adalah sebesar bunga yang dibayar dikurangi dengan amortisasi agio untuk periode yang bersangkutan. jumlah ini selalu sama untuk setiap periode. Nilai buku obligasi bisa dihitung dari nilai nominal ditambah dengan jumlah agio obligasi yang belum diamortisasi.
Bila obligasi dijual dengan harga di bawah nilai nominal sehingga timbul disagio maka perhitungan beban bunga periodik dan nilai buku obligasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Biaya bunga                = Bunga yang dibayarkan ditambah amortisasi disagio.
Nilai buku obligasi      = Nilai nominal dikurangi disagio yang belum diamortisasi.
Selanjutnya disajikan contoh perhitungan amortisasi disagio, PT Millenia Makmur mengeluarkan obligasi sebesar nominal Rpl.000.000,-. Umur 5 tahun, bunga 10% dibayarkan tiap setengah tahun. Obligasi tersebut dijual dengan harga Rp925.000,-.
Berikut disajikan contoh untuk menghitung amortisasi agio atau disagio obligasi dengan cara garis lurus, PT Hasna Sejahtera mengeluarkan obligasi nominal Rp l.000.000,- umur 5 tahun, bunga 10% per tahun dibayarkan tiap setengah tahun. Obligasi tersebut dijual dengan harga Rp l.050.000,-
Tabel perhitungan amortisasi obligasi nampak sebagai berikut:
Dapat dilihat bahwa biaya bunga yang dibebankan setiap periode adalah sebesar bunga yang dibayar dikurangi dengan amortisasi agio untuk periode yang bersangkutan. jumlah ini selalu sama untuk setiap periode. Nilai buku obligasi bisa dihitung dari nilai nominal ditambah dengan jumlah agio obligasi yang belum diamortisasi.


Bila obligasi dijual dengan harga di bawah nilai nominal sehingga timbul disagio maka perhitungan beban bunga periodik dan nilai buku obligasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Biaya bunga                = Bunga yang dibayarkan ditambah amortisasi disagio.
Nilai buku obligasi      = Nilai nominal dikurangi disagio yang belum diamortisasi.
Selanjutnya disajikan contoh perhitungan amortisasi disagio, PT Millenia Makmur mengeluarkan obligasi sebesar nominal Rpl.000.000,-. Umur 5 tahun, bunga 10% dibayarkan tiap setengah tahun. Obligasi tersebut dijual dengan harga Rp925.000,-.
Selain menggunakan metode garis lurus untuk amortisasi agio atau disagio, perusahaan dapat menggunakan metode bunga efektif. Metode bunga efektif memberikan hasil perhitungan yang lebih baik jikai dibandingkan dengan metode garis lurus. Bila digunakan metode bunga efektif, maka biaya bunga efektif tiap periode tidak sama besarnya. Biaya bunga setiap periode dihitung dengan mengalikan tarif bunga efektif dengan nilai buku obligasi. Nilai buku obligasi adalah nominal obligasi ditambah agio atau dikurangi disagio obligasi yang belum diamortisasi. Selanjutnya disajikan contoh perhitungan amortisasi agio dengan metode tarif efektif, misalnya PT Hasta Millenia mengeluarkan obligasi nominal Rpl.000.000,-, umur 5 tahun, bunga 10% per tahun dibayarkan tiap setengah tahun. Obligasi itu dijual pada awal periode dengan harga Rpl.081.105,-. Pembeli mengharapkan bunga efektif (seperti yang berlaku di pasar) sebesar 8%. Harga jual obligasi sebesar Rpl.081.105,- dapat dihitung sebagai berikut:



Nilai jatuh tempo obligasi                                                                               Rpl.000.000,-
Nilai tunai Rpl.000.000,-, bunga 8%, 5 tahun            = Rp675.560,-
Nilai tunai bunga Rp50.000,-, sepuluh
kali tiap setengah tahun, dengan tarif 8%                   = Rp405.545,-2)
Harga jual obligasi                                                                                          Rp1.081.105,-
Agio obligasi                                                                                                   Rp     81.105,-
Agio obligasi sebesar Rp81.105,- yang diamortisasi selama umur obligasi dengan metode bunga efektif yaitu sebagai berikut:
1) Rpl.081.105,- x 8% x 6/12 = Rp43.244,20
2) Rpl000.000,- x 10% x 6/12 = Rp50.000,-
3) Rp50.000,- - Rp43.244,20 = Rp6.755,80
4) Rpl.081.105,- - Rp6.755.80 = Rpl.074.349,20
*) Hasil pembulatan
Bila obligasi dijual dengan disagio, perhitungan amortisasinya dilakukan dengan cara yang sama seperti dalam tabel di atas. Perbedaan yang ada adalah sebagai berikut:
Debit biaya bunga       = Bunga obligasi yang dibayar ditambah amortisasi disagio.
Nilai buku obligasi      = Nilai buku periode sebelumnya ditambah amortisasi disagio.


2.2.5 Pencatatan Utang Obligasi
Apabila obligasi dijual tidak tepat pada tanggal pembayaran bunga, pembeli obligasi di samping membayar harga obligasi juga harus membayar bunga berjalan sejak tanggal bunga terakhir sampai dengan tanggal penjualan obligasi tersebut. Bunga berjalan yang dibayar oleh pembeli dicatat perusahaan dengan mengkredit rekening biaya bunga atau rekening utang bunga obligasi. Sedangkan bila bunga berjalan dikreditkan ke rekening utang bunga obligasi maka pembayaran bunga obligasi berikutnya dicatat dengan mendebit utang bunga obligasi sebesar bunga berjalan dan sisanya didebitkan ke rekening biaya bunga. Jika bunga berjalan dikreditkan ke rekening biaya bunga maka pembayaran bunga obligasi berikutnya dicatat dengan mendebit rekening biaya bunga obligasi sebesar bunga yang dibayar.
Amortisasi agio atau disagio dapat dicatat setiap bulan, setiap tanggal pembayaran bunga atau setiap akhir periode bersama dengan jurnal penyesuaian yang lain. Berikut disajikan contoh pencatatan utang obligasi, PT Millenia Megah pada tanggal 31 Desember 2005 memutuskan untuk mengeluarkan obligasi pada tanggal 1 Mei 2006 sebesar Rpl.000.000,-, bunga 10% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 1 Mei 2011. Bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 1 Mei dan 1 November. Seluruh obligasi dapat dijual pada tanggal 1 Juli 2006 dengan harga Rpl.029.000,- (yaitu harga jual Rpl.030.000,- dikurangi biaya penjualan Rpl .000,-) ditambah bunga berjalan untuk jangka waktu 1 Mei 2006 sampai dengan 1 Juli 2006. Tahun buku PT Millenia Megah adalah tahun kalender, amortisasi agio dicatat setiap akhir periode. Umur obligasi dihitung sebagai berikut:
2006    = 6 bulan (1 Juli sampai dengan 31 Desember)
2007    = 12 bulan
2008    = 12 bulan
2009    = 12 bulan
2010    = 12 bulan
2011    = 4 bulan
Jumlah = 58 bulan
Dalam perhitungan umur obligasi, yang diperhitungkan adalah lamanya obligasi itu beredar, yaitu sejak tanggal dijual sampai saat jatuh tempo. Agio obligasi sebesar Rp29.000,- (Rpl.029.000,- dikurangi Rpl.000.000,-) akan diamortisasikan selama umur obligasi yaitu 58 bulan, sehingga amortisasi agio setiap bulannya sebesar Rp29.000,- : 58 = Rp500,-. Transaksi penjualan, pembayaran bunga dan amortisasi agio selama umur obligasi dicatat dalam pembukuan PT Millenia Megah adalah sebagai berikut:
Pada tanggal 1 November 2006 PT Millenia Megah akan membayar, bunga obligasi untuk setengah tahun dicatat sebagai berikut:
Pada tanggal 31 Desember dibuat jurnal untuk menyesuaikan pembukuan. Jurnal penyesuaian yang berhubungan dengan utang obligasi ada 2 yaitu:
1) Mencatat bunga berjalan
2) Mencatat amortisasi agi.
Bunga berjalan dan amortisasi agio untuk tahun 2006 dicatat sebagai berikut:
Pada tanggal 1 Januari 2007 dibuat jurnal pembalikan (reversing entry) untuk utang bunga obligasi, agar nanti pembayaran bunga pada tanggal 1 Mei 2007 dapat dicatat dengan cara biasa. Jurnal pembalikan itu sebagai berikut:
Pembayaran bunga obligasi dalam tahun 2007 dicatat sebagai berikut:
Pada tanggal 31 Desember 2007 dibuat jurnal penyesuaian untuk:
Untuk tahun-tahun berikutnya (sampai dengan tahun 2001) dibuat jurnal yang sama seperti dalam tahun 2007. Pada tanggal 1 Mei 2011 yaitu pada saat obligasi jatuh tempo dibuat jurnal sebagai berikut:
Jika agio atau disagio obligasi diamortisasi selama umur obligasi, maka pada saat jatuh temponya, pelunasan obligasi akan dicatat dengan mendebit rekening uang obligasi dan mengkredit rekening kas seperti dalam jurnal di atas. Tetapi apabila pada tanggal jatuh temponya tidak dilakukan pelunasan, maka rekening utang obligasi harus ditutup dan dipindahkan ke rekening obligasi yang sudah jatuh tempo. Rekening ini termasuk dalam kelompok utang lancar. Tetapi jika pelunasannya akan dilakukan dari dana pelunasan
obligasi maka tidak dilaporkan dalam utang lancar, tetapi dalam kelompok utang-utang lain.

2.2.6   Pelunasan Obligasi Sebelum Jatuh Tempo
Obligasi bisa ditarik untuk dibayar kembali sebelum saat jatuh temponya. Selisih antara jumlah pelunasan dengan jumlah nilai buku obligasi dicatat sebagai laba atau rugi karena penarikan obligasi. Nilai buku obligasi adalah nilai nominal ditambah dengan agio yang belum diamortisasi atau dikurangi dengan disagio yang belum diamortisasi. Apabila terdapat biaya penjualan obligasi, maka biaya penjualan yang belum diamortisasi juga dikurangkan pada nilai nominal obligasi. Laba atau rugi yang timbul dari pelunasan obligasi, dimasukkan dalam elemen-elemen luar biasa (extra ordinary).
Obligasi yang ditarik dari peredaran dapat dipisahkan menjadi 2 yaitu:
a)  Obligasi yang ditarik dan tidak akan dijual kembali.
Dalam keadaan seperti ini, rekening utang obligasi didebit sebesar jumlah nominal obligasi yang ditarik.
b) Obligasi yang ditarik nantinya akan dijual kembali.
Dalam keadaan seperti ini, pada waktu penarikan obligasi yang didebit adalah rekening treasury bonds. Rekening treasury bonds ini bukannya rekening aktiva, tetapi merupakan pengurang terhadap rekening utang obligasi. Treasury bonds ini didebit dengan jumlah nilai nominal, jika obligasi dijual lagi, maka rekening ini juga dikredit dengan jumlah nilai nominal. Selisih antara nominal dengan jumlah uang yang diterima dalam penjualan treasury bonds dicatat sebagai agio atau disagio.
Berikut disajikan contoh penarikan obligasi sebelum saat jatuh tempo, obligasi PT Millenia Megah seperti dalam contoh sebelumnya, pada tanggal 1 Juli 2008 ditarik sebesar Rp200.000,- dengan kurs 102. Jurnal yang dibuat untuk mencatat penarikan obligasi pada tahun 2008 sebagai berikut:
Sesudah penarikan obligasi ini, pembayaran bunga setiap tanggal 1 November dan 1 Mei adalah dari jumlah Rp800.000,- yaitu obligasi yang masih beredar. Amortisasi premium untuk tahun 2008 dan seterusnya tidak lagi sebesar Rp500,- per bulan, tetapi sebesar Rp400,- yaitu Rp500,- dikurangi